Terdapat dua faktor utama yang mungkin menyebabkan orang berperilaku tidak etis, yakni: 
a.
    Standar etika orang tersebut berbeda dengan masyarakat pada umumnya.
 Misalnya, seseorang menemukan dompet berisi  uang  di  bandar  udara 
(bandara). Dia mengambil isinya dan membuang dompet tersebut di tempat 
terbuka. Pada kesempatan berikutnya, pada saat bertemu dengan keluarga dan teman-temannya, yang bersangkutan dengan bangga bercerita bahwa dia telah menemukan dompet dan mengambil isinya. 
b.
    Orang tersebut secara  sengaja  bertindak tidak etis untuk  
keuntungan  diri sendiri.  Misalnya,  seperti contoh  di atas, seseorang menemukan dompet berisi uang di bandara. Dia mengambil  isinya  dan  membuang  dompet  tersebut  di tempat tersembunyi dan merahasiakan kejadian tersebut. 
Dorongan orang untuk berbuat tidak etis mungkin diperkuat oleh rasionalisasi   yang dikembangkan sendiri oleh yang  bersangkutan  berdasarkan  pengamatan dan pengetahuannya. Rasionalisasi tersebut mencakup tiga hal sebagai berikut:
·         Setiap orang  juga  melakukan  hal  (tidak etis) yang  sama.
Misalnya,  orang  mungkin  berargumen  bahwa  tindakan memalsukan
  perhitungan  pajak,  menyontek  dalam  ujian, atau  menjual  barang  
yang  cacat  tanpa  memberitahukan kepada pembelinya bukan perbuatan 
yang tidak etis karena yang  bersangkutan  berpendapat  bahwa  orang  lain  pun melakukan tindakan yang sama.
·         Jika  sesuatu  perbuatan  tidak  melanggar  hukum  berarti perbuatan   tersebut   tidak   melanggar   etika.   Argumen tersebut  didasarkan  pada  pemikiran  bahwa  hukum  yang sempurna  harus  sepenuhnya  dilandaskan  pada  etika. Misalnya, seseorang yang menemukan barang hilang tidak wajib  mengembalikannya  kecuali  jika  pemiliknya  dapat membuktikan  bahwa barang  yang  ditemukannya  tersebut benar-benar milik orang yang kehilangan tersebut.
·         Kemungkinan
 bahwa tindakan tidak etisnya akan diketahui  orang   lain  serta sanksi
  yang  harus   ditanggung   jika perbuatan  tidak  etis  tersebut  
diketahui  orang  lain  tidak signifikan.  Misalnya  penjual  yang  
secara  tidak  sengaja terlalu  besar  menulis  harga  barang  mungkin  tidak  akan  dengan  kesadaran mengoreksinya  jika  jumlah  tersebut  sudah   dibayar   oleh   pembelinya.   Dia   mungkin   akan memutuskan  untuk  lebih  baik  menunggu  pembeli  protes untuk   mengoreksinya,   sedangkan   jika   pembeli   tidak menyadari  dan  tidak  protes  maka  penjual  tidak  perlu memberitahu. sumber : http://jaqqaaria.blogspot.com/2010/11/tugas-4-etika-profesi-akuntansi-etika.html
