Selasa, Desember 20

DC

DC

      Sebelum saya membeberkan cerita ini lebih rinci gak akan ada salahnya kalau kita mengenal tokoh sekaligus watak-wataknya. Yuk…
      Vanya ; gadis langsing asli keturunan Jember ( Jerman-Belanda ) ini emang indo banget tampangnya. Vanya sering sering disebut “Dokter cinta” or DC di sekolahnya, karena solusi-solusinya yang super jitu banyak diantara teman-temanya yang konsultasi ke Vanya walau akhirnya kadang ‘gak terlalu ampuh !
      Vanya memiliki seorang Fans namanya Dhea. Dhea ini adalah adik kelas moyang Vanya sejak SD. So, bisa kebayang sampe SMA gini Dhea selalu ada dibelakang Vanya? Cowok bermata sipit berdarah keturunan cina ini sangat lekat sekali bahasa Jawanya , He.. he.. he.. maklum deh dari kecil dhea emang udah tinggal sama kakek-neneknya yang mayoritas orang Jawa.
      Nah, sampai disini dulu yach, untuk selanjutnya banyak kok tokoh baru yang akan keluar. Dach…
Satu
      Hiks,,
      Nana, teman satu angakatan Vanya dikelas menangis saat ia baru tiba dikelas. Semua teman yang ada mengerumuninya dan menatap heran.
      Hiks,,
      “elo kenapa Na..” Tanya Oyas disampingnya. Nggak ada jawaban, yang lain Cuma bilang, “cepet panggil DC, panggil DC”. Nggak lama kemudian yang dimaksud dipanggil. Dhea berlari mencarinya. Tapi Vanya  sekarang asik beduaan dibelakang sekolah ! FAKTA !
      “Ayo cepet ikut aku” kata Dhea sambil menarik lengan Vanya tanpa permisi. Recky tersenyum sambil melambaikan tangan.
      “Ada apa sih?”
      “ Tuwh, si Nana nangis !”
      “Apa? Nana nangis?” kata Vanya tersentak sambil menuju kelas, “ Huh,, pasti gara-gara cowonya yang angotan itu”.
      “Nya ! He,,” kata Nana merangkul  Vanya, Vanya juga udah tau apa yang haru s dia lakukan. Membawa Nana keruang kerja ( padahal ruang itu bekas ruang osis yang udah lama gak kepakai lagi ) Disana mereka bebas curhatan. “gue juga gak tau, kenapa Tody semalem mutusin guegitu aja. Sikapnya juga aneh “.
      “ Terus, loe mau diputusin gitu aja? “
      Nana menggeleng.
      “ ya udah, loe jalanin aja hari-hari loe sama seperti loe belum mengenal Tody. Dan loe Cuma perlu ngebuktiin kalo loe bisa normal tanpa dia. ”
      “Tapi nya “, kata Nana seolah berat buat ngejalanin, terlebih saat Vanya menyodorkan handphone nya untuk menelpon Tody.
      “yakin, kalo Tody diciptain buat loe, pasti dia akan jadi milik loe “.
      Nana mengerti, dia meraih handphone itu…
      “ eh, loe udah denger belom Nya “. Kata Dyas disamping Vanya.
      “ Apaan ?”
      “katanya dikelas  sebelah ada murid baru lho ! “
      “ yang bener wa’ ? “ kata Vanya reflexs menengok kearah Dhea, yang berjalan dibelakangnya. Dhea menganguk, tapi katanya aneh.
      “ katanya murid baru itu perempuan, tapi kok yang datang cowok ?! “
      “ yang bener ? “ kata Dyas semangat sambil mengguncang-guncangkan  badan Dhea yang super kurus. “ ganteng gak ? gantengan mana sama Rezha? “ ( Rezha, cowok pangeran sekolah ter cool antar kelas )
      Vanya menggeleng, karena sikap Dyas yang berlebihan. Katanya, “Dyas fans cinta matinya Rezha, tapi setelah ngedenger ada murid baru dia malah jadi salah tingkah” .
      “sama aja, cowok ganteng tapi otaknya gak berisi apa yang bisa diandelin ? kayak Giza cap playboy sarang burung walet, untungnya dia ganteng dan gak malu-maluin karena bokapnya pengacara, tapi sayang hobbynya  suka ngupil depan umum “ Uups Vanya, jangan sembarangan buka aibnya Giza, kan kasian ketauan semua pembaca !!!
      “ Mama? “ kata Vanya menyapanya, saat terlihat menyembunyikan tangis. “pasti gara-gara pria itu lagi, iyakan ? “
      “Vanya, tapi pria itu tetap papa kamu “. Kata Mama menjelaskan, tapi Vanya tetap gak bias terima kalu orang yang sangat disayanginya terus-terusan mendapatkan penyiksaan. Vanya bahagia selalu bisa dekat Mama. Apalagi kalau mama terlihat bahagia. Tapi om Dimas menghancurkan semua harapan, Harapan itu sepeninggal almarhun papa.
      “nggak! Papa Vanya Cuma satu, papa Abi. Dan gak akan pernah tergantikan karena kehadiran Om Hery disisi rumah ini !!! BRAK “ kata Vanya kemudian membanting pintu, menutupnya rapat-rapat dan menangis saat melihat sebuah bingkai bersandar diatas meja belajarnya.
      “Ibra !!! “ seorang telah memanggil namanya, lalu iapun menengok. “ udah ngerjain fisika, liat yach!! “ lelaki itu hanya diam, kemudian menyodorkan sebuah buku dari dalam tasnya. “ thanks  yach ”. katanya kemudian pergi, tapi Ibra masih diam ditempat yang sama saat ia melihat seorang gadis berjalan di depanya.
      “ hy, kelas loe bukan disini, tapi diujung sana bersebelahan sama kelas gue, yuk ach ! kata Recky menarik tas hitamnya.
      “ ayo dong zas, cepetan jalanya gue piket nih,, “ kata Vanya gak sabar, abis Vanya nyampernya kepagian sich. Dari jam setengah 6 udah berangkat cuma buat nyari tempat sarapan yang enak.
      “  iya Nya, sabaaaar gue juga ngantuk  “ jawab Dyas kesal. Tapi Vanya malah menambahkan pertanyaan yang gak ada sangkut-pautnya sama sarapan tadi.
      “ eh, yas loe tau gak siapa cowok yang lagi jalan disamping Recky? “ Dyas yang ditanya, dia malah cuek sama pertanyaan yang gak memiliki hubungan sama dirinya, tapi Dhea menjelaskanya tiba-tiba.
      “ Namanya Ibrahim, dia anak baru dikelas 3, yang loe tanyain yas, sebagai sainganya Rezha khan,,,”
      “ Bu, katanya dikelas kita ada anak baru yach, kenalin dong..” kata Evan menggoda, soalnya dia udah tau kalo anak baru itu perempuan yang super cantik.
      “ iya Evan, sebentar lagi akan mengenalkan kepada kalian. Ayo Acha “ kata Ibu guru kemudian memanggil namanya dalam hitungan detik sesosok gadis cantik berikat rambut panjang datang dari arah balik pintu. Semua teman memandang, berdecak kagum kepadanya.
      “ Baiklah anak-anak sekalian semua sudah mengetahui siapa anak barunya, kalau begitu Acha silakan kamu duduk disebelah Vanya yach “
      “ Kamu pindahan dari mana, cha? “ Tanya Vanya, tapi pertanyaanya tak terbalas ketika Evan melemparinya dengan kertas. Dyas merebutnya, dan membaca
      “ Hai cha, aku Evan. Istirahat nanti makan bareng ya!! “
      “ Huu dasar Evan, gak bias ngeliat cewek cakep. Gatel aja sich “ Vanya meledek Evan hanya meninjunya dengan jarak jauh. “ gatel? Garuk aja..!!” ha,, ha,, semua murid tertawa.
      Pukul satu siang, bel tepat berbunyi  menandakan waktu pulang telah tiba. Recky da Ibra ngetem dulu dikelas yang sudah kosong penghuni, diluar pintu lagi-lagi Ibra melihat gadis tadi pagi, sungguh cantik.
      “ Kenapa loe Bazs? “ Ibra tetap diam, Recky ikut mengeluarkan badanya kedepan pintu. “ loe ngeliat apa? “ cewek yang lagi makan lolypop, namanya Dyas dia ngefans berat sama Rezha yang disebelahnya “. Ibra masih tetap memandang, tapi Recky melihat ada yang beda dari tatapanya.
      “ Eh, kak Acha, Mama.. kak Acha udah pulang, kok cepet banget sich kak pulangnya, tapi kak Acha suka kan sama sekolah barunya. Owh iya, tadi Baim dikasi mobil-mobilan baru lho, sama temanya Mama. Bagus dewh, mau liat? “
      Acha menggeleng, kemudian tersenyum meletakkan tasnya dengan rapi dikamar. Baim sangat mengerti sikap kakaknya yang satu ini, ‘ kasiahan kak Acha ‘.
      “ Lho, Baim katanya kak Acha sudah pulang. Mana? “ Tanya Mama sambil menyudahi memasaknya di dapur.
      “ Langsung kekamar “. Jawab Baim pelan, Mama terlihat sedih airmatanya jatuh saat anak tersayangnya menghukumnya…
      “ Ma Baim kangen Papa “
      “ Iya sayang, kita semua juga. Papa pasti melihat kita dari surga.. “
      Embun pagi yang indah, dan pagi yang bersahabat. Cepat-cepat Acha mengenakan seragam sekolah putih abu-abunya, tak ingin tertinggal di jam pelajaran pertama. Tapi Mama masih memandang Acha khwatir sejak ia keluar kamar mandi, tanganya selalu memegangi pinggangnya sendiri.
      “ Kamu kenapa cha? “ Tanya Mama sambil mengolesi roti-roti itu dengan selai. Dan Acha Cuma menjawabnya singkat, “ paling Cuma sakit pinggang biasa aja kok, mah “.
      “ Mama antar kedokter yach!! “
      “ Nggak usah, ntar juga ilang sendiri sakitnya “.
      “ Pasti kamu main basket lagi, iya kan? Mama kan udah pernah bilang, hentikan permainan kamu “.
      “ Udahlah Mah, Acha baik-baik aja kok. Acha berangkat dulu, dah Baim “.
      Tok.. tok.. tok..
      “ Permisi, disini siapa yang namanya Acha? “ karena kedatangan Rezha, Dyas yang berada diantara Vanya dan Acha jadi salah tingkah. Siapa yang di Tanya, siapa yang senyum-senyum.
      “ Saya “, jawab Acha lirih
      “ Owh,, kamu di panggil pak Odi suruh menghadap sekarang, bisa? “ kata Rezha hanya menyampaikan pesan itu lalu pergi. Sementara Dyas masih tersenyum-senyum sendiri membayangkan seandainya saja dirinya yang ditegur oleh Rezha, pasti kini ia sudah melayang menembus awan.
      “ Silakan duduk, Acha”. Kata pak Odi mempersilakan, lalu menarik nafas dalam-dalam. “maafkan saya, mengganggu istirahat kalian dengan cara mengumpulkan kalian berdua disini. Acha, Ibra. Kalian sama-sama anak baru disekolah ini. Seharusnya Acha menempati ruang kelas yang kamu tempati, Ibra berhubung Acha saat itu berhalangan hadir bagaimana jika kelas kalian dikembalika keawal. Ibra keruang kelas Acha, dan Acha keruang kelas Ibra, setuju? “
      Keduanya terdiam, tapi perlahan keduanya mengangguk. Paling nggak Ibra jadi tau siapa nama prempuan yang sering diliatnya dari pak Ody sendiri. Semenjak jam istirahat pertama berakhir, keduanya mulai merapikan buku masing-masing, tapi disetengah hari ini Acha jatuh pingsan saat akan mengumpulkan tugas didepan. Sebagian murid membawanya keruang UKS, Dyas dan Vanya segera menghampiri setelah satu jam kemudian Acha baru menyadarkan diri, Dhea juga ikut menghibur dengan cerita-ceritanya.
      “ Lho, wa’. Loe disini? “ Tanya Dyas
      “ Emangnya kenapa, nggak boleh? “ balas Dhea. Dengan khas logat bahasa jawanya
      “ Ya,, nggak apa-apa sih, cuma tadi gue ngeliat pak Bop masuk kelas loe “.
      “ Ya,, bodo amat “
      “ Ye,, dibilanginya awas loe ye, gue pecat loe jadi ade kelas “.
      “ Udah, udah wa’, gue titip Acha ya, yas anterin gue yuk “, kata Vanya kemudian sambil menarik bagian bawah baju putihnya, Dhea meledek lagi.
      “ Udah terusin aja tuwh kuras toilet sampe kering. Hua,,ha,,ha,, eh udah ah kelamaan. Cha, kamu kenal ‘gak, siapa adik aku? “
      “ Boleh, pasti cantik-cantik. Kata Acha sambil mengubah posisi tidurnya.
      “ Akhh, biasa ja kok. Namanya Amel”.
      “ Cakep “
      “ Cakep kayak kakaknya dong…”
      “ Siapa? “
      “ Yaa,, Dhea gitu lho,, he he he”
      “ Heh? “
      “ Nggak, tuwh kucing bawa buntut “.
      “ Gimana bazs, loe suka sama kelas asli loe? “ Tanya Recky disaat keduanya sedang berada diruang parkir.
      “ Biasa aja, tapi siapa sih cewek itu kalo gue perhatiin dia sering baget dikejar sama anak-anak “.
      “ Owh,, itu DC “ , Recky menjelaskan tapi Ibra mengerutkan kening.
      “ DC? Apa tuwh, dukun cabul maksud loe? “
      “ Bukan, DC itu dokter cinta disekolah kita ini. Dimana-mana yang namanya dokter tetep aja ngobatin orang sakit, tapi Vanya beda. Makanya dia jadi orang pertama yang dicari anak-anak kalau menyangkut cinta “.
            Bayangmu semu selalu hadir dalam mimpiku
            Hari dan waktuku habis Cuma tuk fikirkan kamu…
      Ibra menyendiri dibalik tirai jendela kamarnya. Seolah… “ DORR “
      “ Bengong aja sih, mikirin apa? “ Tanya Recky yang tiba-tiba sudah berada didalam kamar.
      “ Heh, kapan dateng loe? “
      “ Barusan aja “.
      “ Owh iya, loe tau alamat plus nomer teleponnya DC? “ Ibra serius, tapi pertanyaan gak langsung dijawab oleh Recky. “ Tau gak, penting banget nih “.
      “i, iya. Nanti gue catetin. Jadi loe pindah kelas lagi? Sumpah, nggak ada loe nggak rame”.
      “ Gaya loe, kayak iklan produk aja. Oya, gimana sma Acha, dia punya banyak teman kan disana “
      “ Ya, gitu dewh “. Gimana  gue pindah kelas lagi, sementara disana udah ada loe dan Acha.
      “ Please, Nya. Loe mau kan bantuin gue? “
      “ Emm,, gimana yah, biar gue coba dewh. Tapi loe ikut bantu ya,, langkah pertama.. SIKAP YANG RAMAH, tapi loe juga harus punya konsekuen apalagi loe gak kalah tampang sama Rezha, bisa-bisa semua murid prempuan yang ada disekolah salah tanggap karena sikap loe “.
      “ Oke, gue janji tersenyum untuk semua orang . tapi hati untuk Acha seorang “.
      Semenjak itu Ibra jadi punya misi untuk bisa meraih hatinya Acha. Solusinya deket-deketin aja Vanya sama Recky.
      “ Apalagi Nya? “
      “ MURAH SENYUM “
      “ PANDAI-PANDAI JAGA IMAGE “
      “ BERI PERHATIAN, IMBANGI OBROLANYA, yang terpenting DEKATI TEMANYA “.
      “ Ha,, ha,, eh bagus banget, gue juga suka kok beli baju didepan took sana. Dah,, Cha, kamu pulang bareng Ibra ntar ongkosnya nggak dibayarin “. Ledek Dhea ikut-ikutan nimbrung.
      “ Hu…u sorry yah, hari ini gue bawa motor “. Balas Ibra sambil menunjukan kuncinya.
      “ Yah bawa motor bangga. Kayak gue dong.. mobil,BAJAI “. Ha,,ha,, semua diam, boro-boro tertawa, senyum aja kagak. Dhea nggak luchu.
      Usai sekolah yang menyenangkan, Ibra sendiri dikamar menatap bulan dan bintang yang selalu menemani. Tapi tiba-tiba Recky datang habis-habisan mukulin Ibra gitu aja. “ ingat yah Bazs, elo emang anak baru yang miliki banyak kesempurnaan dibandingin gue. Tapi loe gak berhak buat ngedeket-deketin Vanya gitu aja. mulai malam ini, loe saingan gue!! “
      Pagi harinya, Ibra tetep maksain diri buat masuk sekolah walau dengan wajah memarnya, Recky juga menjegatnya denagn tatapan sinis saat bertemu didepan pintu gerbang sekolah. Acha melihat keduanya, tapi dia langsung lari menuju kelas, ditengah lapangan olahraga, BRAK !! Acha jatuh pingsan. Semua anak yang lagi belajar tersentak dengan asal suara itu. Sebagian anak ada yang berlari terus ngebawa Acha keruang UKS tanpa terkecuali Nana, Vanya, Dhea, dan lainya termasuk Ibra. Tapi ada juga yang sekedar bertanya-tanya, “ anak kelas mana, siapa? “
      “ Makasih ya Nya, loe emang sahabat gue “. Kata Acha setelah sadarkan diri.
      “ Loe juga sih Cha, hobby pingsan. Yang enakan dikit kenapa “. Kata Dhea sedikit menghibur.
      “ Maksud loe?!?? “ kata Vanya mengarahkan kepalan tangannya, Dhea jadi takut.
      “ Eh, heh. Iya iya, bercanda “.
      “ Nah, ini rumah gue, rada sedikit kecil moga menyenangkan buat kunjungan pertama loe “. Kata Acha memperkenalkan. Vanya langsung dibawa kekamar setelah bertemu Mama dan Baim.
      “ Nyokap loe cantik juga Cha, tadi gue ngedenger kaya ada suara lelaki dewh. Itu bokap loe? emm,, gue jadi iri dewh andai aja gue bisa punya keluaraga kaya loe “
      “ loe salah Nya “, kata Acha dengan ekspresi lain.
      “ Kenapa? “ tanya Vanya mulai heran.
      “ Karena bokap gue udah nggak ada. Dia ninggalin gue buat selamanya “.
      “ Sabar ya Cha, rasanya emang berat ditinggal jauh sama orang yang kita sayang. Bokap gue juga begitu, almarhum ninggalin gue sama Mama gitu aja. Sampai gak lama kemudian kehadiran orang lain menempati ruang sempit dihati Mama gue. Sayang, gue sama Mama gak bisa sebahagia saat papa Abi hidup “.
      “ Kenap? “
      “ Nggak taulah, papa Dimaz aneh. Sifatnya nggak nentu kadang baik kadang juga bisa kasar. Kalo lagi kumat Mama bisa jadi korban pertamanya, gue pernah mecahin fas bunga dikepala papa Dimaz saat mau mukul Mama “.
      “ Terus? “
      “ Gue mau ketoilet. Gak sabar nyh..” kata Vanya terus ngibrit keluar kamar. Sesaat dari kamar mandi, Vanya sempat mendengar obrolan Mama Acha dengan seorang lelaki, tiba-tiba Baim memanggilnya.
      “ Eh, kak Vanya. Udah dari kamar mandinya? Tadi Baim baru mau manggil kak Acha ada temanya. Berhubung ada kak Vanya, kak Vanya aja yang keluar, ayo “ kata Baim menarik lengan Vanya. Ia sangat terkejut saat menemui Rezha ada disana terlebih seseorang yang sangat dibencinya ada disana sedang bersandau gurau denagn wanita lain, yaitu Mama Acha dan papa Dimaz. “Papa”, yang lainpun menatap heran Vanya langsung melarikan diri kekamar Acha, Rezha mengikuti dari belakang. Acha tersentak obat-obat yang akan diletakan dalam laci tumpah berserakan, “Vanya?”
      “ STOP. Jangan pernah panggil nama gue lagi dari mulut loe. karna gue akan ngelupain masa-masa persahabatan kita. Dan loe Zha, kenapa loe ada disini? “ kata Vanya sungguh membuat hati Rezha tidak tau apa yang harus dijawabnya.
      “ gue, gue,, “
      “ Rezha boyfriend gue, jadi Rezha mau datang kapanpun itu gak masalah “, kata Acha menjelaskan. Vanya keluar kamar dan ia menangis sepanjang jalan menuju rumah, apalagi setelah tau mobil papa Dimaz sudah ada mendahuluinya Vanya takut papa Dimaz akan kumat lagi malam ini.
      “ Mama !! pah, please pah jangan pukulin Mama lagi, buka pintunya “, hiks.
      “ Kamu lihat, sengaja pintu itu saya kunci agar anak sok tau itu nggak akan masuk rumah ini. Biar dia ngerengek-rengek, mengemis-ngemis kepada saya dan dia akan berkata “papa jangan sakitin Mama” kamu tau. Seharusnya kamu lebih bisa untuk mengatur hidup anak kamu yang liar itu. Karena dia acara sore saya jadi brantakan, kehilangan wanita yang slama ini saya puja tentunya jauh lebih cantik dari kamu “.
      “ Kalau begitu, kenapa kamu menikahi saya kalau kamu tidak pernah mencintai saya “
      “ Salah kamu sendiri, kenapa kamu mendekati saya sementara kamu tau prusahaan saya hancur karena bisnis dengan Abi gagal total. Dan ini adalah sebagai ungkapan kekesalan saya untuk kamu seorang “. Dimaz marah, sesekali sabuknya mengenai punggung Mama Vanya. Sementara Vanya masih nggak tau bagaimana caranya agar ia dapat memasuki rumah itu. Dan menolong Mama.
      Semenjak pristiwa itu sudah dua hari Vanya tidak masuk kelas, apalagi Ibra dia kecewa berat saat tau Acha jadian sama Rezha. Lebih parahnya lagi teman-teman satu kelas menjauhi Acha karna hal itu. Apalagi Dyas beranggapan kalau Acha udah ngerebut Rezha dari tanganya. Nggak ada seorangpun teman yang mau mendengarkan cerita Acha, karena Vanya juga memegang peran penting sebagai DC disekolah.
      “ Heh, bunga? “ ucap Vanya nggak biasa, seumur-umur Vanya baru nemuin bunga diatas meja sekolahnya. “ By pengagum Cinta? Orang aneh “
      Vanya fikir waktu itu Cuma ada orang iseng yang naroin bunga diatas meja belajarnya, tapi hari selanjutnya orang misterius itu lagi-lagi mengirimkan sesuatu benda yang mampu membuatnya cukup penasaran.
      “ Kak Vanya yah? “ kata dua orang gadis perempuan menghampiri.
      “ iya “, jawab Vanya singkat.
      “ ini, tadi dapet titipan katanya disuruh kasih kak Vanya “.
      “ Dari siapa? “
      Keduanya tersenyum, dan menjawab bersamaan. “ pengagum cinta “
      “ Hey, tunggu. Em..m salam balik buat pengagum cinta. Terimakasih perlahan Vanya membuka surat berlapis biru kertas merah muda, ia membaca puisi itu dengan menghayat.
            Untukmu
            Semua orang tau cinta
            Tapi tak semua orang memilikinya
            Semua orang ingin cinta
            Tapi tak semua orang membalasnya
                  Siang dan malam ingin memandang
                  Ingin ku tatap wajahmu
                  Ku ingin malamku cepat berlalu
                  Karena aku sudah merindumu
            Bunga akan bersemi
            Bila disiram air
            Cinta akan tumbuh
            Bila saling mencintai
                                    Pengagum cinta
      Selesai membaca, Vanya yakin kalau ini yang dinamakan cinta. Belum pernah Vanya merasa sebahagia ini. Pasti pengagum cinta itu benar-benar pengamat cinta sejati, buktinya kemaren sore Vanya mendapat banyak kiriman coklat atas nama “pengagum cinta” malamnya Vanya mendapat kiriman boneka dan buku 1001 cara penyelesaian masalah ala DC. Uh,, senengnya.
      “ Reck, selama ini loe salah sangka “, kata Ibra menyakinkan. Recky tetap cuek apalagi setelah melewati Vanya sedang marah ke Acha.
      “ loe tau Dimaz itu bokap tiri gue, tapi kenapa loe masih mau rebut “
      “ Loe salah Nya seharusnya loe denger penjelasan gue dulu jangan asal ketok palu “
      “ Sama aja, loe tetep penghianat buat gue!! Kata Vanya masih marah.

      “Tapi pak, turnamen volleynya aja gak lama lagi. Sementara ini Susi masih dirawat di rumah sakit”. Vanya protes, tim volley yang lain juga nggak tau harus mengambil langkah apa.
      “Minta bantuan Acha aja”. Usul Nana, tapi Vanya nggak trima, dia menghentakan kedua tanganya diatas meja.
      “Nggak, gue nggak mau Acha masuk tim volley kita”.
      “Kenapa, tapi kan Nya kita butuh orang buat ngegantiin susi. Lagian, kita semua kan juga udah tau kalo Acha jago banget main basketnya, siapa tau aja Acha juga bisa main volleynya”.
      “Nggak, sekali nggak tetep nggak. Lagian siapa sih ketuanya, loe apa gue? Gue yakin beberapa hari lagi Susi juga bakal sembuh dari sakitnya”.
      Sudah tiga hari berlalu, tim volley Vanyasemakin gencar semangatnya dalam latihan, walau tim kehilangan pemain. Siang semakin panas, teriknya matahari membuat Vanya semakin membenci Acha saat ia sedang berdua Rezha.
      “ih, jijay banget sih hari gini masih pelukan’.
      “Kita udah nggak bisa tinggal diam gitu aja, sisa turnamen Cuma tinggal satu hari lagi. Setuju atau gak kita harus jalanin plan A”. Kata pak Bob menjelaskan.
      “Siapa?” semua bertanya-tanya, tiba-tiba Acha masuk ke dalam keruangan itu, dan menjawablah siapa pengganti pemain itu.
      Detik pertandinganpun tidak lama lagi dimulai, Acha bisa masuk walau tanpa persetujuan Vanya. Score kini telah menunjukan nilai yang seimbang. Paling tidak kelompok Vanya kini dapat masuk kebabak selanjutnya. Saat bola mulai di smash, Acha terjatuh lagi pingsan . Badanya lemas, penglihatanya gelap setelah sadar.
      “loe dirumah sakit, Cha” kata Ibra mendahului Rezha disampingnya.
      “Dimana Vanya?” kata Acha dengan suara yang lirih.
      “Diluar”, jawab Ibra dan Rezha bersamaan.
      “Jadi selama ini bucket bunga, surat, puisi, dari loe yo? Pengagum cinta. Bukan Recky”. Kata Vanya tersendat, dia marah saat tau masalah yang seharusnya dia bias tau kebaikan loe dari awal, yo. Tapi loe seharusnya nyadar, karena bukan loe orang yang selama ini gue cari !!”
      “Vanya !!” Recky lari mengejar Vanya, seharusnya dia tidak memakai jam tangan yang sama seperti Vanya dan Dhea.
      “Dok, anak saya sakit apa?” Tanya Mama Acha saat bersama diruangan Dokter ia gelisah melihat Dokter yang tertunduk.
      “Apa keluhanya selama ini? Berbicara tentang sesuatu yang ia rasakan misalnya”
      “Tidak Dok, selama ini anak saya tidak pernah mengeluh penyakitnya”
      “Berdasarkan dari hasil pemeriksaan, anak ibu menderita KANKER TULANG dan perjalananya sudah mulai memasuki stadium 2 akhir.
      “Kenapa loe ada disini, dimana Rezha?” kata Acha baru tersadar dari tidur saat Ibra ada disampingnya, menjaganya.
      “Rezha baru aja pulang, bokapnya nggak mau dia telalu cape karena semaleman dia ada disini”.
      “Bazs, bawa gue nemuin matahari”, Ibra mengangguk saat Acha minta diantar kelantai atas, disana Acha membuka semua kenangan yang telah lama terpendam, kenapa ia memilih Rezha dan kenapa Ayahnya pergi meninggalkannya”. Gue udah tau gue sakit apa, dan loe nggak usah repot buat ngasih tau lagi ke gue. Erwin dan bokap gue adalah orang yang berarti dalam kehidupam gue. Erwin cowok gue, dia meninggal saat kecelakaan pulang dari puncak. Waktu itu malam grimis semua jalan penuh kabut. Dia terpental jauh dari gue sampai nyawanya hilang di tempat. Nggak lama kemudian bokap gue juga ikut pergi, katanya mau jemput gue disekolah, tapi di depan mata, gue liat sendiri bokap gue di tabrak, pengemudinya kabur. Semenjak itu gue jadi takut. Tapi didiri Rezha gue temuin sosok Erwin yang hilang, wajahnya, cara bicaranya. Semua mirip dengan apa yang dimiliki Erwin. Tapi baru gue sadar kalo gue salah jatuh cinta, ERWIN ITU UDAH NGGAK ADA!!”
      “Cinta jangan kau pergi biarkan dia yang memilikimu. Ku ingin cinta itu datang padaku, kata Ibra dalam hati. Ia masih memeluk Acha dalam-dalam.
      Dua minggu tlah berlalu, Acha pun terlepas dari komanya stelah ia bermimpi bertemu Ayah dan Erwin, melayang melewati lorong kecil dan akhirnya melihat langit putih yang menyilaukan. Permasalahan itupun lepas semua stu demi satu, mulai dari Nana yang balikan sama Tody. Recky dengan Vanya, Rezha dengan Dyas dan Acha dengan Ibra. Mereka dapat menemukan cintanya masing-masing, dan nggak seorangpun yang tau kepergian Dhea stelah di rumah sakit. Papa tiri Vanya juga mendekap dipenjara karena dua alas an. Penganiayaan dalam keluarga dan pembunuhan brencana Papa Acha.




Nama : Eka Darma Putri
Kelas  : 3EB10
NPM   : 22209784

SULIT

Begitu sulit rasanya buka hati untuk orang lain, padahal banyak orang baik yang berusaha untuk mendekat, tapi hati ini masih belum bisa m...